Powered By Blogger

Jumat, 12 Februari 2021

Sejarah masuknya thoriqoh at tijani di Indonesia

SEJARAH PERKEMBANGAN THARIQAH AT-TIJANIYYAH DI INDONESIA


Ada 2 fenomena yang mengawali gerakan Thariqat At-Tijaniyyah di Indonesia, 

yaitu pertama, kehadiran Syaikh Ali bin Abdullah ath-Thayyib, 

dan kedua, adanya pengajaran Thariqat At-Tijaniyyah di Pesantren Buntet Cirebon. 

Thariqat At-Tijaniyyah diperkirakan datang ke Indonesia pada awal abad ke-20 

(antara 1918 dan 1921 M). 

Cirebon merupakan tempat pertama yang diketahui adanya Gerakan Tijaniyyah. Perkembangan Thariqat Tijaniyyah di Cirebon mulanya ber pusat di Pesantren Buntet di Desa Mertapada Kulon. Pesantren ini dipimpin oleh lima bersaudara, diantaranya adalah :

K.H Abbas sebagai saudara tertua yang menjabat sebagai Ketua Yayasan dan Sesepuh Pesantren dan 

KH Anas sebagai adik kandungnya. 

Atas perintah KH Abbas pada 1924, 

KH Anas pergi ke Tanah Suci untuk mengambil Talqin Thariqat at-Tijaniyyah dan bermukim disana selama 3 tahun. 

Pada bulan Muharram 1346 H / Juli 1927 M. 

KH Anas kembali pulang ke Cirebon. 

Kemudian, pada bulan Rajab 1346 H / Desember 1927, 

atas izin KH Abbas kakaknya, 

KH Anas menjadi guru Thariqat Tijaniyyah. 

KH Anas-lah yang merintis dan memperkenalkan Thariqat at-Tijaniyyah di Cirebon. 

K.H Anas mengambil Talqin dari Syaikh Alfa Hasyim di Madinah. 

K.H Abbas yang semula menganut Thariqat Syattariyah setelah berkunjung ke Madinah, berpaling kepada Thariqat at-Tijaniyyah dengan mendapat Talqin dari Syaikh Ali bin Abdullah ath-Thayyib yang juga mendapat Talqin dari Syaikh Alfa Hasyim di Madinah al-Munawarah.


Muktamar Jam’iyyah Nahdlatul Ulama ke 3 tahun 1928 di Surabaya memutuskan bahwa Thariqat at-Tijaniyyah adalah Muktabarah dan Sah. 

Diperkuat lagi dengan Muktamar NU ke VI tahun 1931 di Cirebon yang intinya tetap memutuskan bahwa Thariqat at-Tijaniyyah adalah Mu'tabarah. 

Jadi ditinjau dari keputusan NU maka Thariqat at-Tijaniyyah sudah ada di Indonesia sebelum tahun 1928, 

karena jikalau belum hadir di Indonesia maka tidak mungkin NU akan membahas dalam Muktamarnya.


Ulama yang paling mula menganut Thariqat at-Tijaniyyah berdasarkan sejarah adalah :

 K.H Anas bin Abdul Jamil (Buntet) yang memperoleh ijazah Tijaniyyah dari Syaikh Alfa Hashim di Madinah dan juga memperolehnya dari Syaikh Ali ath-Thayyib, 

kemudian Syaikh Ali ath-Thayyib datang ke Indonesia dan menyebarkan Thariqat at-Tijaniyyah. 

Diantara Ulama Indonesia yang memperoleh Ijazah dari Syaikh Ali at-Thayyib adalah :


a. K.H Nuh bin Idris (Cianjur)


b. KH Ahmad Sanusi bin H.Abdur Rahim (Sukabumi)


c. KH Muhammad Suja'i (Gudang-Tasikmalaya)


d. KH Abdul Wahhab Sya’rani 

(Jatibarang Brebes)

e. KH Abbas, KH Anas dan KH Akyas 

(Buntet Cirebon)

f. KH Utsman Dlamiri (Bandung)

g. KH Badruzzaman (Garut)


WALLAHU'ALAM...


Ulama besar tersohor dunia yang menjadi Muqaddam dan Khalifah At Tijany :


Almarhum Sayyidi Syeikh Alfa Hasyim, Mufti Syafii di Mekkah Al Mukarramah di awal abad 20 Masehi / abad 13 Hijriyah.


Almarhum Sayyidi Syeikh Ali At Thayyib Al Sofyani Al Hasani, Mufti Syafii di Madinah, beliau punya banyak santri dari Indonesia dan beberapa kali datang ke Indonesia. Salah satu putranya Habib Muhammad bin Ali At Thayyib tinggal dan wafat di Empang Bogor, beliau menjadi salah satu perintis perkembangan thariqah At Tijany di Indonesia.


Almarhum Sayyidi Syeikh Alwi bin Abbas Al maliki – ayahanda almarhum Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Mekkah Al Mukarramah.


Almarhum Syeikh Muhammad Yasin Al fadani – Imam Masjid Haram dan Ulama terkemuka di Mekkah kelahiran Padang Sumatera Barat.


Almarhum Sayyidi Syeikh Muhammad Al Hafid At Tijany, salah satu guru besar Ilmu Hadits di Al Azhar Cairo – Mesir.


Almarhum Sayyidi Syeikh Umar bin Said Al Futhy, Ulama Besar, Mujahid Panglima perang Futha Afrika Barat dalam melawan penjajah Prancis.


Almarhum Syeikh Ibrahim Nias – Ulama Besar dan Negarawan dari Sinegal.


Almarhum Syeikh Mansur Barru, Ulama besar dari Prancis.


Sayyidi Syekh Idris bin Muhammad Al ‘Abid Al Hasani Al Iraqi, Guru besar Ilmu Hadits di Fas Maroko. (saat ini th. 2007 ) beliau masih hidup dan sudah berumur hampir seratus tahun.


Syeikh Adam An Nefati – Ulama Besar Ilmu Hadits dari Negeria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar